Situs ini sedang dalam masa pemeliharaan.

Puisi: Para Pembanting Tulang


Oleh: Mh Maulana*

Sejak pagi, setiap putaran jam. 
Mesin pabrik terus bergerak. 
Mereka berduyun-duyun, 
Menukarkan peluh dan tenaga. 

Kota-kota berdiri, 
Tangan-tangan mereka membangunnya. 
Jalan-jalan melintang, 
Keringat mereka mengering di sana. 

Dibantingnya tulang itu setiap hari, 
Di bawah terik, di jurang bahaya. 
Terus begitu, agar asap dapur menyala. 
Biar sekolah dan universitas menampung anak-anaknya. 

Pakaian yang kita kenakan ini, 
Listrik yang menyala, 
Motor-motor yang menderu, 
Mereka semua tulang punggungnya. 

Jika mereka disakiti, 
Terlukalah semua yang telah dibuatnya. 
Jika mereka berdoa, 
Mengaminilah semua yang terhubung dengannya. 


Muara Enim, Juni 2022


Sumber gambar: Workers by Faraz Shanyar on ArtStationq

*Penulis adalah Kordinator Departemen Media dan Propaganda SERBUK Indonesia
Serbuk adalah serikat buruh yang di dirikan pada 11 Desember 2013.

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.