Tepat di depan Kedutaan Besar Kerajaan Kamboja di Jakarta (7/2), Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) dan Federasi Serikat Buruh Makanan Minuman (FSBMM) menggelar aksi solidaritas global untuk mengecam perilaku brutal yang dilakukan oleh Nagaworld, sebuah hotel kasino di Kamboja. Dengan alasan pandemi, hotel tersebut memecat 1300 pekerja.
Merespon pemecatan tersebut, Serikat Pekerja menggelar mogok kerja. Namun, perusahaan dengan dukungan rezim militer justru melakukan tindakan balas dendam dengan menangkap dan memenjarakan para pengurus serikat pekerja. Tuduhannya, melakukan kerumunan di masa pandemi.
SERBUK Indonesia memberikan dukungan dalam aksi solidaritas tersebut dan hadir dalam aksi. Solidaritas dan dukungan yang dilakukan oleh SERBUK, merupakan penegasan kerja bersama di level basis yang sudah berlangsung sejak lama. Sebagai afiliasi BWI GUF, SERBUK Indonesia memandang aksi solidaritas global sebagai sebuah seruan penting, melawan kesewenang-wenangan pemodal lintas batas negara.
Usman Sopiyan, Ketua Umum SERBUK Indonesia menjelaskan bahwa aksi-aksi global, semestinya menjadi sebuah pilihan bersama, terutama ketika terjadi perlakuan yang menyengsarakan kaum pekerja. "Hanya solidaritas yang kita miliki dan hanya dengan solidaritas kita mempertahankan yang kita miliki," ujar Usman dari Karawang.
Presiden FSPM, Husni Mubarak menyebutkan bahwa afiliasi IUF di seluruh dunia hari ini melakukan aksi mendukung pekerja di Kamboja. Senada dengan Husni, Dwi Haryoto Presiden FSBMM menyatakan bahwa respon dari Kedutaan Kamboja akan menjadi pertimbangan aksi-aksi berikutnya. "Kalau Kedutaan Besar Kamboja tidak merespon, kita akan menggalang aksi-aksi lanjutan," tutur Haryoto.
Pandemi telah menjadi alasan bagi semua rezim yang berkuasa di berbagai negara untuk melakukan perampasan hak-hak pekerja dengan melahirkan berbagai kebijakan anti buruh seperti pemecatan, pemotongan upah, bahkan hingga pembatasan hak berserikat. Dalam kesempatan yang berbeda, Sekretaris Jenderal BWI GUF, Ambet Yuson menyebutkan bahwa pandemi telah merampas hak-hak pekerja, kita harus merebutnya kembali.